Dalam Celebrity Secrets: Official Government Files on the Rich and Famous karya Anthony Summers, seorang yang mempunyai otoritas menulis tentang Monroe, menyatakan, “Selama syuting Bus Stop, 1956, Marilyn bertemu dengan Presiden Indonesia, Achmed Sukarno. Dia ingin memberitahu temannya Robert Slatzer bahwa ia dan Soekarno telah ‘menghabiskan malam bersama’.”
Dalam buku yang mengklaim berbasis data FBI itu, Summers mengungkapkan apapun yang terjadi pada pertemuan itu tidak ada yang berlalu tanpa diketahui oleh CIA, agen rahasia AS.
AS merasa butuh untuk menjilat Soekarno, CIA bermimpi untuk menggunakan seks dalam bentuk Marilyn Monroe. “Agar sang diktator merasa dihormati.”
Menurut Joseph Smith, mantan pejabat CIA di Asia, dikutip dari buku Goddess: The Secret Lives of Marilyn Monroe, ada pertemuan lanjutan antara Soekarno dan Monroe setelah malam itu. Dan, ada upaya untuk membuat Soekarno terus bersama Monroe.
“Pertengahan 1958, saya mendengar ada rencana untuk membawa mereka bersama ke ranjang,” tulis Joseph Smith di buku itu.
Beberapa sumber AS juga mensinyalir Marilyn sebagai seorang artis yang sengaja direkrut CIA untuk menaklukan Soekarno.
Kisah itu diawali, ketika diadakan acara menghormati kedatangan Soekarno dan rombongan. Eric Allen Johnston, Presiden Motion Picture Association of America, membuat perhelatan di The Beverly Hills Hotel.
Sebenarnya Marilyn tak diundang dan dijadwalkan datang ke pesta itu. Tetapi, saat syuting film Bus Stop dia diajak Joshua Logan. “Saya ingin, kau menemui sahabat saya nanti malam,” kata Logan kepada Marilyn.
Tanpa ragu, Marylin mengiyakan permintaan Logan. Padahal, besok harinya dia akan berulang tahun ke 30 dan harus terbang malam itu juga ke New York untuk sebuah acara.
Datanglah Marilyn ke pesta itu. Ia hadir dengan gaun gelap berleher panjangnya, Marilyn seolah menghidupkan suasana pesta. Selain Marilyn, hadir juga tokoh terkenal lainnya, termasuk Gregory Peck, George Murphy (kelak menjadi senator) dan Ronald Reagan (kelak menjadi presiden AS).
Saat mengetahui kedatangan Marilyn, Bung Karno dengan gaya seorang pria sejati, ia menghampiri artis blonde tersebut. Mereka bertemu dalam suasana akrab hampir selama 45 menit. Layaknya seperti dua sahabat yang lama tak bertemu. Momen itu tak disia-siakan oleh para fotografer Amerika dan Indonesia.
Marilyn dengan basa-basi mengatakan, dia menyesal tak diundang ke pesta itu. Namun, Soekarno tak peduli dia diundang atau tidak, asalkan sudah bertemu dengannya.
“Tujuan saya datang ke Amerika, antara lain untuk menemuimu,” kata Soekarno.
Setelah itu, tidak ada yang tahu apa yang terjadi selanjutnya. Banyak spekulasi mengatakan bahwa CIA berusaha untuk menggulingkan Soekarno, karena Bung Karno adalah Presiden yang paling anti terhadap kapitalisme dan paling berani menentang Amerika Serikat. Untuk itulah, Soekarno harus segera disingkirkan, demi menjaga eksistensi Amerika Serikat di mata dunia.
Tidak ada yang tahu jebakan apa yang sebenarnya diusahakan oleh CIA dengan menggunakan Marilyn Monroe sebagai alatnya. Yang pasti, 6 tahun berselang, Marilyn Monroe tewas dirumahnya. Sampai kini, kematiannya masih menjadi misteri.
Banyak teori konspirasi bermunculan. Salah satunya, Marilyn Monroe sengaja dibunuh karena telah gagal mempengaruhi Soekarno dan agar rencana (untuk menggulingkan Soekarno) ini tidak bocor dan diketahui dunia.
0 comments:
Post a Comment